Kehidupan bangsawan di India, khususnya para Maharaja dan Maharani, telah mengalami perubahan drastis sejak India menjadi republik. Di masa lalu, banyak dari mereka yang mengklaim sebagai keturunan kasta tertinggi, yaitu Rajput, dan menikmati kehidupan yang bergelimang harta. Namun, setelah kemerdekaan pada 1947, mereka kehilangan gelar dan kekuasaan, beralih menjadi warga biasa dengan hak dan kewajiban yang sama seperti rakyat jelata. Banyak yang mengalami kesulitan, hingga ada yang terpaksa bekerja sebagai sopir atau bahkan menjadi pengemis.
Meski banyak keluarga bangsawan jatuh miskin, beberapa berhasil beradaptasi dan mempertahankan gaya hidup mewah. Keluarga-keluarga ini sering kali beralih ke bisnis, terutama di sektor perhotelan, dengan mengubah istana menjadi hotel mewah. Mereka juga terlibat dalam kegiatan sosial dan pendidikan, menunjukkan kemauan untuk berkontribusi kepada masyarakat meski sudah tidak memiliki kekuasaan politik.
Keluarga bangsawan yang bertahan biasanya adalah mereka yang terdidik dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Mereka memilih untuk merahasiakan identitas bangsawannya agar tidak diperlakukan secara istimewa, dan menjalani kehidupan yang lebih normal. Meskipun mereka tetap hidup dalam kemewahan, para bangsawan ini diajarkan untuk rendah hati dan memperlakukan semua orang dengan sama.
Namun, keberadaan mereka yang kaya dibandingkan dengan warga desa yang masih miskin menciptakan kesenjangan sosial yang jelas. Meskipun banyak yang berusaha untuk membantu masyarakat, tanggung jawab sosial yang mereka bawa tetap menjadi perdebatan. Banyak yang bertanya apakah para bangsawan tersebut pantas untuk hidup mewah, mengingat sejarah kelam mereka di masa lalu.