Krisis Kemiskinan di Inggris: Memahami Dampak Krisis Ekonomi dan Biaya Hidup yang Meningkat

Situasi kemiskinan di Inggris yang semakin memburuk, meskipun negara tersebut dikenal sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia. Saat ini, sekitar 18% dari penduduk Inggris, atau sekitar 12 juta orang, berada di bawah garis kemiskinan absolut. Kemiskinan absolut terjadi ketika pendapatan seseorang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup, dan situasi ini menjadi semakin parah dengan meningkatnya biaya hidup dan harga pangan yang melonjak.

Penyebab utama masalah ini berkisar pada dampak dari krisis keuangan global 2008, pandemi COVID-19, dan perang Rusia-Ukraina. Krisis-krisis tersebut telah memaksa Inggris untuk mengeluarkan dana besar, yang kemudian meningkatkan beban utang negara. Pemerintah Inggris terpaksa meningkatkan pajak untuk menutupi biaya, namun hal ini malah memperburuk kondisi ekonomi masyarakat, karena beban pajak yang tinggi tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas layanan publik seperti kesehatan dan pendidikan.

Masalah semakin rumit dengan tingginya biaya perumahan dan menurunnya kualitas properti. Banyak rumah di Inggris yang sudah tua dan tidak layak huni, sementara harga properti terus melonjak, menyebabkan lebih dari 11 juta penduduk menghabiskan lebih dari 40% pendapatan mereka untuk biaya rumah. Hal ini diperburuk dengan inflasi dan biaya hidup yang meningkat, menambah beban ekonomi bagi masyarakat.

Satu-satunya cara untuk memperbaiki situasi ini adalah dengan meningkatkan produktivitas negara. Namun, kondisi produktivitas Inggris saat ini stagnan dan tidak mengalami peningkatan signifikan sejak krisis keuangan 2008. Faktor-faktor seperti penurunan jumlah tenaga kerja dan fasilitas kesehatan serta pendidikan yang tidak memadai memperburuk keadaan, menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diatasi. Video ini menanyakan apakah Inggris akan mampu keluar dari ancaman kemiskinan ini atau justru akan semakin terjerumus ke dalamnya.