Dominasi dan Strategi Partai Komunis Cina: Dari Revolusi hingga Era Xi Jinping

Partai Komunis Cina (PKC), didirikan pada tahun 1921, muncul dari gerakan revolusi yang terinspirasi oleh Bolshevik di Rusia. Awalnya, PKC beraliansi dengan Kuomintang (KMT) tetapi mengalami pengkhianatan dan penindasan yang mengarah pada peristiwa seperti Long March. Setelah kemenangan dalam Perang Dunia II melawan Jepang dan kekalahan KMT, PKC mendirikan Republik Rakyat Cina pada tahun 1949, menguasai seluruh daratan Cina.

Cina menerapkan sistem pemerintahan satu partai di mana PKC mengendalikan seluruh kekuasaan politik. Meskipun tampak tidak demokratis, PKC memiliki mekanisme intra-parti demokrasi di mana anggota partai terlibat dalam pemilihan pemimpin dan pengambilan keputusan melalui kongres nasional. Proses ini melibatkan pemilihan anggota komite pusat, polit biro, dan akhirnya Sekretaris Jenderal yang berfungsi sebagai pemimpin tertinggi partai.

Era Xi Jinping menandai perubahan signifikan dengan konsolidasi kekuasaan yang lebih besar pada dirinya. Xi Jinping memodifikasi konstitusi untuk memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden dan menguatkan dominasi PKC. Sistem pemerintahan Cina menjadi semakin terpusat dan eksklusif di bawah kepemimpinannya, mengubah dinamika politik yang sebelumnya lebih terbagi.

PKC juga menerapkan sensor ketat terhadap berbagai informasi, termasuk melarang karakter Winnie the Pooh yang digunakan untuk mengejek Xi Jinping secara tidak langsung. Sensor ini mencerminkan usaha pemerintah untuk menjaga citra dan kekuasaan PKC dengan menutup informasi yang dapat merugikan. Di samping itu, PKC memiliki badan intelijen rahasia yang memainkan peran penting dalam menjaga keamanan dan kontrol internal.