Jean-Bédel Bokassa, seorang diktator dari Republik Afrika Tengah, dikenal karena kekejamannya yang ekstrem dan perilaku yang sangat tidak biasa. Lahir pada tahun 1921 di desa Bobangu, Bokassa mengalami tragedi besar di usia muda ketika orang tuanya meninggal. Setelah kematian orang tuanya, ia diadopsi oleh misionaris Kristen dan mendapat pendidikan di sekolah berbahasa Prancis. Saat dewasa, Bokassa bergabung dengan tentara Prancis dan menikah, meskipun istri dan anaknya tidak ikut bersamanya ke Afrika.
Setelah Republik Afrika Tengah merdeka pada tahun 1960, Bokassa yang sebelumnya merupakan Panglima Militer tinggi, berhasil melakukan kudeta dan menjadi presiden pada tahun 1966. Obsesi Bokassa terhadap Prancis dan Napoleon Bonaparte terlihat jelas ketika ia mengubah gelar presiden menjadi Kaisar pada tahun 1976 dan mengadakan upacara penobatan mewah yang menguras kas negara. Ia juga menganggap dirinya sebagai ‘the best’ dalam berbagai bidang, termasuk teknik, pertanian, dan sepak bola.
Bokassa dikenal dengan tindakan brutalnya, termasuk eksekusi dengan cara yang sangat kejam dan pembunuhan yang mengerikan terhadap lawan politik dan pelaku kriminal. Ia juga sering menonton eksekusi secara langsung dan memiliki kebiasaan yang mengerikan seperti memberi makan korban kepada singa dan buaya peliharaannya. Tindakan-tindakan sadis ini, termasuk rumor tentang kebiasaan memakan daging manusia, menyebabkan dukungan internasional terhadapnya berkurang drastis.
Akhirnya, pada tahun 1979, Bokassa dikudeta dan diadili. Meskipun awalnya dijatuhi hukuman mati, hukumannya diringankan menjadi penjara seumur hidup, lalu dibebaskan pada tahun 1993. Bokassa meninggal pada tahun 1996 dengan reputasi sebagai penjahat sejarah. Meskipun demikian, pada tahun 2010, pemerintah Republik Afrika Tengah memberikan pengampunan anumerta dan gelar kehormatan kepada Bokassa dan istrinya, memicu perdebatan tentang apakah mereka pantas menerima penghargaan tersebut.