Arab Saudi saat ini sedang intensif mengembangkan sektor olahraga sebagai bagian dari strategi mereka untuk mengurangi ketergantungan pada minyak. Negara ini, yang dikenal sebagai salah satu penghasil minyak terbesar di dunia, menghadapi risiko besar jika permintaan minyak global menurun. Untuk mengatasi ketergantungan tersebut, Arab Saudi meluncurkan Saudi Vision 2030, sebuah rencana besar untuk diversifikasi ekonomi dan meningkatkan daya tarik negara dalam berbagai sektor, termasuk olahraga.
Sektor olahraga menjadi fokus utama dalam upaya ini. Arab Saudi telah berinvestasi besar-besaran dalam berbagai event dan klub olahraga internasional. Contohnya adalah pembelian Newcastle United oleh konsorsium Arab yang dipimpin oleh Public Investment Fund (PIF), yang menggelontorkan dana hampir 400 juta dolar. Investasi ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan status klub tetapi juga untuk memperbaiki citra dan pengaruh Arab Saudi di luar negeri, khususnya di Inggris.
Investasi di bidang olahraga tidak hanya terbatas pada sepak bola. Arab Saudi juga telah menyuntikkan dana ke berbagai cabang olahraga lainnya, seperti golf dan Formula 1. Mereka menginvestasikan lebih dari 2 miliar dolar untuk menciptakan LIV Golf dan turut serta dalam kompetisi PGA Tour, serta menginvestasikan 500 juta dolar ke tim F1 McLaren. Selain itu, Arab Saudi juga menjadi tuan rumah berbagai event besar seperti WWE SmackDown dan piala dunia esport, yang menunjukkan komitmen mereka dalam menguasai sektor ini.
Namun, ambisi Arab Saudi dalam sektor olahraga juga menghadapi kritik. Beberapa orang menilai langkah ini sebagai bentuk “sport washing,” yaitu upaya untuk memperbaiki citra negara melalui olahraga. Kritik ini juga mencakup isu-isu terkait hak asasi manusia dan ketidakadilan sosial di Arab Saudi. Meskipun begitu, investasi di bidang olahraga tetap menjadi bagian penting dari strategi Saudi Vision 2030 dan diharapkan dapat memberikan dampak positif baik secara ekonomi maupun diplomatis.