Diabetes, khususnya tipe 2, sering kali terkait dengan pola makan dan gaya hidup modern yang tidak sehat. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penjajahan Inggris di Asia Selatan, terutama di India, turut berperan dalam peningkatan kasus diabetes di wilayah tersebut. Selama hampir 200 tahun pemerintahan Inggris, India mengalami banyak bencana kelaparan yang mengakibatkan dampak kesehatan jangka panjang, termasuk meningkatnya risiko diabetes.
Kelaparan yang berkepanjangan menyebabkan tubuh beradaptasi dengan cara yang meningkatkan efisiensi metabolisme, menghemat energi, dan memerlukan kalori yang lebih sedikit. Ketika individu yang mengalami kelaparan mulai mengonsumsi lebih banyak makanan tinggi kalori setelah penjajahan berakhir, tubuh yang telah beradaptasi dengan kekurangan makanan menjadi tidak dapat menangani asupan kalori yang berlebih, sehingga meningkatkan risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular.
Selain itu, kebijakan kolonial Inggris yang sering kali tidak memberikan bantuan yang memadai kepada masyarakat yang kelaparan memperburuk kondisi tersebut. Misalnya, pada tahun 1876, meskipun terdapat surplus pangan di beberapa wilayah, bantuan tidak diberikan kepada daerah yang menderita kelaparan. Keputusan seperti itu memperpanjang penderitaan dan memperburuk situasi kesehatan masyarakat.
Saat ini, India memiliki tingkat penderita diabetes yang sangat tinggi, jauh melampaui negara-negara lain. Dampak jangka panjang dari kelaparan yang berkepanjangan dan kebijakan kolonial yang buruk telah meninggalkan jejak yang mendalam pada kesehatan masyarakat. Adaptasi tubuh terhadap kekurangan makanan yang berlangsung selama era penjajahan menjadi salah satu faktor utama dalam tingginya prevalensi diabetes di India saat ini.